RIMPU
Oleh: Muhammad Igo
Mata, mata yang indah, senyuman tersenbunyi sehelai kain. Nama kau junjung tinggi demi kehormatanmu, Aiysah menjadi bayangan jiwamu dalam menyususri masa. Sarung kerudung lambang kehormatan terjaga. Indah diantara yang indah, mahkota bangsa putri budaya. Cadar, bukan cadar,tapi tetap dalam syar’i, bukan kain biasa, tapi warisan leluhur. Rimpu Cili, Rimpu Mpida jiwa gadis, jiwa wanita, jiwa kehormatan. Kau jaga diriku dalam Rimpu-mu sebagai aiysah.
Tik tok, tik tok, tik tok, alur waktu berputar pandangan memudar, tak terarah, jauh ia mulai menghilang. Gadis impian hilang dalam waktu. Rimpu Mpida, Rimpu Cili tingal dalam genggaman bunda, ditinggal, dilupakan, Rimpu tinggal senyuman moyang dalam bayangku. Air mata merindukan mata indah, senyuman tersembunyi milik yang diridhoi. Tak mampu dibayangkan lagi, takut menjelma ia tak kembali. Gadis impian mahkota bangsa, Rimpu merindu tak terpakai.
Gadis impian cantik dalam hijab budaya tak bisa kubandingkan karena engkau jiwamu sendiri. Alur pencarian aku telusuri, dimanakah kini engkau bersembunyi. Kemblilah gadis ku dalam kecantikanmu yang abadi, sarung rimpu menunggu. Hilang, hilang, Rimpu tak kau rindukan hanya sanggar budaya yang menyimpan. Rimpu tingal ranggar dan panggung budaya. Air mata hanyalah kerinduan.
Kau akan tetap mejadi kebangganku
Catatan:
Rimpu adalah salah satu pakaian tradisonal untuk wanita daerah Bima-Dompu (Dou Mbojo). Pakaian tersebut terbagi menjadi dua, yaitu Rimpu Mpida dan Rimpu Cili. Rimpu meruakan jilbab pada masanya, yaitu pada awal masuknya islam di Bima dan hingga kini masih dipakai oleh beberapa orang. Rimpu cili yaitu rimpu yang menyerupai niqob. Dari kata “Cili” yang brarti “sembunyi” dalam konteks tersebut berarti menyembunyika wajah kecuali mata.Rimpu Cili digunakan oleh anak gadis atau wanita yang belum menikah, jika sudah menikah akan memakai Rimpu Mpida.
(KMIB FIB UGM)